Thursday 24 January 2013

Jangan Permainkan Tuhan


SELASA, 3 JULI 2012

SISI LAIN ISTANA

Presiden: Jangan Permainkan Tuhan

Jumat (22/06) pagi, udara Rio de Jeneiro Brazil, berasa sejuk setelah hujan berhenti. Di sebuah hotel di tepi pantai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar jumpa pers tentang hasil gemilang diplomasinya di Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Los Cabos, Mexico, dan KTT pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan sebutan KTT Rio+20 di Brazil.
SBY juga menjelaskan hasil pembicaraan bilateral dengan para pemimpin Negara lain seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron, PM Rusia Vladimir Putin, Sekjen PBB Ban Ki-moon, PM Jepang Yoshihiko Noda, dan PM Norwegia Jens Stoltenberg. Dalam pertemuan itu, SBY banyak dipuji atas keberhasilannya menghindarkan Indonesia dari krisis keuangan dunia.
Seusai memberi penjelasan, SBY membuka kesempatan kepada wartawan untuk bertanya. Penanya kedua adalah Soegeng Sarjadi, tokoh lembaga swadaya masyarakat dari Soegeng Sarjadi Syndicate. Ia melukiskan pemberitaan pers di dalam negeri seperti neraca yang terdiri dari kolom aktiva dan pasiva.
Menurut Soegeng, pemberitaan tentang SBY saat ini masih banyak masuk dalam kolom pasiva alias negatif, sedangkan di kolom aktiva masih kurang. Padahal, dari pengalamannya mengikuti terbang selama 90 jam lebih bersama SBY, banyak hal yang harus diberitakan dalam kolom aktiva, alias banyak yang membanggakan. Setelah pulang ke Indonesia, ia berjanji akan menulis tentang SBY lebih positif sehingga neraca lebih seimbang.
SBY mengatakan, pemberitaan perlu seimbang antara kritik terhadap kekurangan kerja pemerintah dan hasil-hasil sukses kerja pemerintah. Bukan dosa, kata SBY, bila pers mengemukakan hasil-hasil baik dari kerja Pemerintah Indonesia saat ini. Menurut SBY, perlu pemberitaan yang membangun optimism bagi bangsa ini. “saya pernah membahas soal hal ini dengan Pak Jakob Oetama,” ujarnya.
Menurut SBY, semua presiden di Indonesia sejak Bung Karno sampai saat ini ingin berbuat baik untuk rakyatnya. “Bila ada kekurangan-kekurangan yang ada, saya kira itu manusiawi,” ujarnya.
Kemudian, SBY juga menyinggung soal berita di Indonesia yang mengatakan Indonesia menuju negara gagal. “selama di Los Cabos atau di Rio de Janeiro, apakah kita mendengar dari para pemimpin negara-negara lain yang mengatakan kepada Indonesia, hai kamu ini negara gagal, pulang saja, urusin negaramu itu. Apa ada suara seperti itu?” kata SBY. Tentu suara itu tidak ada. Yang terdengar memang pujian. Banyak pemimpin Negara menyatakan ingin belajar dari SBY cara memimpin Negara yang terdiri dari 17.000 pulau dengan ribuan suku, agama, kelompok, dan sebagainya. Mereka ingin tahu mengapa saat ini keamanan bisa tetap terjaga.
“Jangan hanya karena satu atau dua titik, lalu disimpulkan Negara kita gagal. Saya pikir ini berlebihan. Kalau berlebihan, itu mempermainkan kebenaran, itu mempermainkan Tuhan. Begitulah dan terima kasih Pak Soegeng,” demikian kata SBY di Rio sebelum terbang ke Ekuador untuk bertemu Presiden dan Rafael Correa Delgado yang banyak memuji SBY.

(J OSDAR)

0 comments:

Post a Comment